Wednesday, March 31, 2010

My Life After Wedding

My life after wedding, terasa indah karena sudah dapat bersama suami setiap saat, perjalanan singkat menuju pernikahan tidak membuat kami kaget karena sikap dari masing2, seperti kebanyakan cerita yang beredar bahwa pasangan yang baru menikah biasanya akan terkaget-kaget dengan kebiasaan atau sikap-sikap pasangannya, yang sudah pacaran lama pun banyak yang mengalaminya dan merasakan berat diawal pernikahan, tapi tidak dengan aku dan suami, tidak ada kekagetan apalagi berat menjalani kehidupan awal pernikahan, yang ada kami makin mesra dan makin saling menyayangi, kebiasaan-kebiasaan kami berdua tidak ada yang mengganggu satu sama lain, meski kita banyak berbeda namun blum ada pertengkaran, salah paham ataupun kegondokan-kegondokan apapun, masing-masing dari kita selalu berusaha saling membahagiakan tanpa melihat perbedaan yang ada, bersyukur pastinya 3 bulan perjalanan kami menuju pernikahan tidak membuat kami terkaget-kaget apalagi sampai berat menjalani kehidupan diawal pernikahan.

Dari awal perkenalan sampai menjelang hari pernikahan kami tidak merasakan ada pertengkaran yang berat, emosi pun minus kami alami, kalaupun ada ketidaknyamanan yang dirasakan oleh masing2 dari kami, selalu diselesaikan dengan pelan tanpa emosi,dengan cara ini membuat masalah menjadi samar dan berlalu pergi yang pastinya semakin menambah rasa sayang satu sama lain.

Hari-hari kami selalu berisi canda tawa dan kebahagiaan, hal-hal yang mungkin bisa menjadi pemicu pertengkaran justru kami jadikan bahan bercandaan, selalu tersenyum untuk pasangan dan tertawa bersama, Indahnya hidup setelah pernikahan semoga moment2 seperti ini akan terus kami jalani.

Aku bahagia bersamanya walau banyak hal yang tidak biasa yang harus aku lakukan, kebiasaanku saat single sudah tidak bisa lagi diterapkan, saat masih single aku hampir gk pernah masak, beres2 rumah, smua kerjaan ibu rumah tangga hampir gk pernah aku lakukan, kegiatanku setiap hari adalah bangun pagi mandi, dandan, berangkat kantor, pulang kantor makan, and langsung tidur ( itupun berasa capek banget ), dulu aku sering berfikir mana mungkin aku sanggup kalo pulang kerja suruh masak and ngurus suami, orang ngurus diri sendiri aja terasa capek kok harus ngurus suami ( gaakkkk sanggguuuupp, itu pikirku dulu) tapi saat ini setelah dijalani diluar dugaan dan perkiraanku, karena aku dan suami tinggal dirumah sendiri tanpa orang tua apalagi pembantu jadi smua kami lakukan bersama, bangun pagi jam stengah 5 aku shalat, nyapu, ngepel and masak untuk sarapan kami, cuci piring, mandi, dandan, nyiapin baju suami baru berangkat kantor, terus pulang kantor jam stengah 8 malem sampe rumah, aku masak lagi untuk makan malem, cuci piring, mandi baru istirahat, jam 9 nan baru kami santai dikamar, blum lagi kegiatan rutin kami dimalam hari :D , normalnya skitar jam 11 baru tidur lelap.

Perasaanku menjalani peralihan kebiasaan yang sangat bertolak belakang seperti itu normalnya pasti berat banget bahkan bisa jadi tertekan, tapi kenyataan yang terjadi adalah smua terasa ringan dijalani, aku punya tenaga extra untuk melakukan smua tugasku sebagai istri, melihat suami senang dengan apa yang kulakukan dan mendengarkan pujian2 nya atas apa yang kulakukan menjadi turbin penggerak energi ku menjalani aktifitas rumah tangga sambil bekerja, tidak ada perasaan berat untuk dijalani karena ada suami yang selalu mencoba meringankan pekerjaanku.

Masih gk percaya skarang sudah jadi istri dan merasakan kebahagiaan ini, cintanya, kasih sayang dan perhatiannya membuatku selalu ingin membuatnya tersenyum bahagia

No comments: