Tuesday, May 26, 2009

Perumahan Bersubsidi

Perumahan bersubsidi merupakan program pemerintah untuk memberikan solusi perumahan murah untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah, beritanya bergema dimana-mana disertai iklan yang sekilas terlihat sangat murah dan menguntungkan. Karena saya penasaran soal perumahan bersubsidi ini, langsung mencoba mencari informasi yang berkaitan dengan berita ini, saat ini yang saya ketahui ada 3 lokasi perumahan bersubsidi yang sedang dipasarkan yaitu di daerah citayem(depok), serpong, Cisauk dan Cimangir.

Saya mencoba mendatangi perumahan yang baru akan dibangun yaitu didaerah serpong, nama perumahannya adalah Puri Pakkita, developernya hanya membangun kurang lebih 20 rumah, dari brosur yang saya dapatkan tertulis bahwa DP sebesar Rp.5.500.000 dan Cicilan tiap bulannya Rp.200 ribuan, waaah.....pastinya makin penasaran dengan iklan tersebut, langsung saya tanyakan ke bagian pemasaran rumah tersebut, ternyata...eehhh...ternyata DP yang Rp.5.500.000 itu blum termasuk biaya lain-lain yang pada akhirnya mencapai angka Rp.27.500.000 ( Kaget langsung pastinya, kok bisa..? mending jangan ditulis 5,5 juta kalo pada akhirnya puluhan juta juga ), selanjutnya saya menanyakan soal cicilan tiap bulannya yg katanya 200 ribuan, yang ternyata juga cicilan 200 ribuan itu adalah 2 tahun pertama saja, kalau kita ambil cicilan 10 tahun stelah 2 tahun cicilan naik menjadi Rp.500 ribuan, kalo ambil 15 tahun cicilan menjadi 450 ribuan ( Wakakakakaa iklan menipu ).

Saya kembali berfikir, bagaimana rakyat kecil bisa memiliki rumah tersebut kalau DP nya mencapai puluhan juta, knapa biaya lain-lain tersebut yang terdiri dari biaya pengurusan akad kredit bank, biaya embel2 itu ditiadakan saja, pastinya rakyat miskin akan sanggup untuk memiliki rumah tersebut, untuk cicilan kemungkinan rakyat sanggup karena masih skitaran 400-500 ribu hitung-hitung sama seperti biaya kontrak rumah, yang berat itukan DP nya, dan lagi untuk dapat disetujui bank harus ada slip gaji atau minimal bukti kalau memiliki usaha, sekarang bagaimana kalau tukang bajaj atau tukang nasi goreng mau coba beli tuh rumah, berarti gk bisa dunk.....??

Solusi untuk mensejahterakan rakyat sepertinya belum benar-benar nyata adanya masih terselip keinginan untuk mencari untung sebesar-besarnya